Sabtu, 16 April 2011

ILMU TAJWID

PENGERTIAN dan HUKUM ILMU TAJWID
Pengertian Tajwid menurut bahasa (ethimologi) adalah: memperindah sesuatu.
Sedangkan menurut istilah, Ilmu Tajwid adalah pengetahuan tentang kaidah serta caracara
membaca Al-Quran dengan sebaik-baiknya. Tujuan ilmu tajwid adalah memelihara
bacaan Al-Quran dari kesalahan dan perubahan serta memelihara lisan (mulut) dari
kesalahan membaca. Belajar ilmu tajwid itu hukumnya fardlu kifayah, sedang membaca
Al-Quran dengan baik (sesuai dengan ilmu tajwid) itu hukumnya Fardlu ‘Ain.
Dalil Wajib Mempraktekkan Tajwid Dalam Setiap Pembacaan Al-Qur’an:
1. Dalil dari Al-Qur’an. Firman Allah SWT :
Artinya: “Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan/tartil (bertajwid)”[QS:Al-
Muzzammil (73): 4]. Ayat ini jelas menunjukkan bahwa Allah SWT memerintahkan
Nabi SAW untuk membaca Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dengan tartil,
yaitu memperindah pengucapan setiap huruf-hurufnya (bertajwid). Firman Allah
s.w.t. yang lain:
Artinya: “Dan Kami (Allah) telah bacakan (Al-Qur’an itu) kepada (Muhammad s.a.w.)
secara tartil (bertajwid)”[Q.S. Al-Furqaan (25): 32].
2. Dalil dari As-Sunnah. Dalam hadits yang diriwayatkan dari Ummu Salamah r.a.
(istri Nabi SAW), ketika beliau ditanya tentang bagaiman bacaan dan sholat
Rasulullah SAW, maka beliau menjawab:
Artinya: "Ketahuilah bahwa Baginda s.a.w. sholat kemudian tidur yang lamanya
sama seperti ketika beliau sholat tadi, kemudian Baginda kembali sholat yang
lamanya sama seperti ketika beliau tidur tadi, kemudian tidur lagi yang lamanya
sama seperti ketika beliau sholat tadi hingga menjelang shubuh. Kemudian dia
(Ummu Salamah) mencontohkan cara bacaan Rasulullah s.a.w. dengan
2
menunjukkan (satu) bacaan yang menjelaskan (ucapan) huruf-hurufnya satu
persatu." (Hadits 2847 Jamik At-Tirmizi). Dalam hadits yang diriwayatkan dari
Abdullah Ibnu ‘Amr, Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: "Ambillah bacaan Al-Qur’an dari empat orang, yaitu: Abdullah Ibnu Mas’ud,
Salim, Mu’az bin Jabal dan Ubai bin Ka’ad." (Hadits ke 4615 dari Sahih Al-Bukhari).
3. Dalil dari Ijma' Ulama. Telah sepakat para ulama sepanjang zaman sejak dari
zaman Rasulullah SAW sampai sekarang dalam menyatakan bahwa membaca Al-
Qur’an secara bertajwid adalah suatu yang fardhu dan wajib. Pengarang kitab
Nihayah menyatakan: "Sesungguhnya telah ijma’ (sepakat) semua imam dari
kalangan ulama yang dipercaya bahwa tajwid adalah suatu hal yang wajib sejak
zaman Nabi SAW sampai dengan sekarang dan tiada seorangpun yang
mempertikaikan kewajiban ini."
TINGKATAN BACAAN DALAM AL-QUR’AN
Terdapat 4 tingkatan bacaan Al Quran yaitu bacaan dari segi cepat atau perlahan:
1. At-Tahqiq : Bacaannya seperti tartil cuma lebih lambat dan perlahan, seperti
membetulkan bacaan huruf dari makhrajnya, menepatkan kadar bacaan mad dan
dengung. Tingkatan bacaan tahqiq ini biasanya bagi mereka yang baru belajar
membaca Al Quran supaya dapat melatih lidah menyebut huruf dan sifat huruf
dengan tepat dan betul.
2. Al-Hadar : Bacaan yang cepat serta memelihara hukum-hukum bacaan tajwid.
Tingkatan bacaan hadar ini biasanya bagi mereka yang telah menghafal Al Quran,
supaya mereka dapat mengulang bacaannya dalam waktu yang singkat.
3. At-Tadwir : Bacaan yang pertengahan antara tingkatan bacaan tartil dan hadar,
serta memelihara hukum-hukum tajwid.
4. At-Tartil : Bacaannya perlahan-lahan, tenang dan melafazkan setiap huruf dari
makhrajnya secara tepat serta menurut hukum-hukum bacaan tajwid dengan
sempurna, merenungkan maknanya, hukum dan pengajaran dari ayat. Tingkatan
bacaan tartil ini biasanya bagi mereka yang sudah mengenal makhraj-makhraj huruf,
sifat-sifat huruf dan hukum-hukum tajwid. Tingkatan bacaan ini adalah lebih baik dan
lebih diutamakan.

Terdapat 28 huruf dasar (asas/asli) di dalam Al-Quran dan 2 huruf pengganti yang
dikenal juga dengan nama huruf-huruf Hijaan atau Hijaiyah, yaitu :
3
HURUF BACAAN
qaf
kaf
lam
mim
nun
wau
ha'
lam-alif
hamzah
ya
HURUF BACAAN
zay
sin
syin
shad
dhad
tha
zha
'ain
ghain
fa
HURUF BACAAN
alif
ba
ta
tsa
jim
ha
kha
dal
dzal
ra
TEMPAT KELUAR HURUF (MAKHRAJ)
Tiap-tiap huruf hijaiyah mempunyai tempat keluarnya masing-masing dari bagianbagian
mulut tertentu. Tempat keluar huruf ini dinamakan Makhraj. Makhraj huruf ini
dapat dikelompokkan atas:
1. Kelompok huruf-huruf Halqiah (Tenggorokan)
2. Kelompok huruf-huruf Lahawiyah (Tekak)
3. Kelompok huruf-huruf Syajariah (Tengah Lidah)
4. Kelompok huruf-huruf Asaliyah (Ujung Lidah)
5. Kelompok huruf-huruf Dzalaqiyah (Pinggir Lidah)
6. Kelompok huruf-huruf Nith'iyah (Langit-langit Mulut)
7. Kelompok huruf-huruf Litsawiyah (Gusi)
8. Kelompok huruf-huruf Syafawiyah (Bibir)
4
BUNYI HURUF
Huruf-hurufnya adalah: hamzah, ha', 'ain, ha, ghain dan kha. Huruf hamzah dan ha’
makhrajnya di tenggorokan bagian dalam. Huruf ‘ain dan ha makhrajnya di tenggorokan
bagian tengah. Huruf ghain dan kha makhrajnya di tenggorokan bagian luar.
TANDA-TANDA BARIS
1. Baris di atas (Fathah)
Memberikan bunyi vokal 'a', contoh: (ba)
2. Baris di bawah (Kasrah)
Memberikan bunyi vocal 'i', contoh: (bi)
3. Baris di hadapan (Dhammah)
Memberikan bunyi vokal 'u', contoh: (bu)
4. Tanda mati (Sukun)
Tanda sukun di atas sebuah huruf berarti huruf itu mati, contoh: (ab)
5. Baris dua di atas (Fathatain)
Memberikan bunyi 'an', contoh: (ban).
6. Baris dua di bawah (Kasratain)
Memberikan bunyi 'in', contoh: (bin).
7. Baris dua di hadapan (Dhammatain)
Memberikan bunyi 'un', contoh: (bun).
5
8. Sabdu di atas (Syaddah Fathah)
Contoh: (abba).
9. Sabdu di bawah (Syaddah Kasrah)
Contoh: (abbi)
10. Sabdu di hadapan (Syaddah Dhammah)
Contoh: (abbu).
11. Sabdu dua di atas (Syaddah Fathatain)
Contoh: (abban).
12. Sabdu dua di bawah (Syaddah Kasratain)
Contoh: (abbin).
13. Sabdu dua di hadapan (Syaddah Dhammatain)
Contoh: (abbun).
14. Fathah-alif dibaca panjang 2 harakat (hitungan)
Contoh: (baa).
15. Kasrah-alif dibaca panjang 2 harakat (hitungan)
Contoh: (bii).
16. Dhammah terbalik dibaca panjang 2 harakat (hitungan)
Contoh: (buu).
17. Maddah dibaca panjang antara 3 sampai dengan 4 harakat (hitungan)
Contoh: (baaa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar